Cowokku namanya Zefran. Kami jadian tanggal 22 Januari lalu
ketika sedang makan malam bersama di sebuah kafe. Tanpa disangka, dia
menembakku dengan memainkan gitar dan melantunkan sebuah tembang romantis
berjudul “Would you like to be my last girfriend”. Uuh.. Aku masih ingat
perasaan melambung dan tersipu malu karena ditembak oleh cowok ganteng ranking
10 besar di sekolahku. Tak perlu berpikir panjang, aku pun mengiyakannya. Sejak
saat itu, kami resmi menjadi sepasang kekasih yang menarik perhatian banyak
teman sekelasku.
“Ra, kamu kenapa mau terima Zefran? Kamu yakin suka sama
dia?” tanya Elsa, teman sekelas yang duduk sebangku di depanku dengan rasa
ingin tau. “Simpel, El. Aku dari lama suka dia. Hehehe. Dan Zefran orangnya
baik. Ganteng pula. Ternyata kami saling suka,” jawabku dengan tersenyum
simpul. “Selamat ya, Ra. Tapi kamu harus jaga baik-baik cowok kamu thu. Saingan
kamu banyak lho di kelas sebelah. Junior-junior kita juga banyak yang demen
sama Zefran,” ucap Elsa dengan mengecilkan suara seperti sedang berbicara
sesuatu hal yang rahasia.
Memang tak disangkal, Zefran cukup populer di sekolah kami.
Setiap kehadirannya rata-rata menarik perhatian banyak wanita. Aku sudah
bersahabat cukup dekat dengannya semenjak kami ditempatkan sekelas di kelas XI-3,
setahun yang lalu. Aku pikir, diriku adalah cewek yang sangat sederhana. Trendy
banget nggak, cakep relatif, pinter lumayan lha.. Tapi.. Kadang banyak lemotnya
kalo lagi gak nyambung. Hehehe. Walau begitu, entah kenapa Zefran senang
ngobrol denganku, kami banyak mengeluarkan guyonan ketika sedang ngobrol. Aku
merasa dia sahabat yang nyambung dan aku nyaman dekat dengannya. Tapi jujur
dalam hatiku, aku tak terlalu berharap menjadi orang yang spesial baginya
meskipun aku juga ada rasa suka terhadapnya. Kedekatan kami terkadang dijadikan
bahan ledekan di kelas, aku sekeras mungkin berusaha bereaksi dengan wajar
meskipun dalam hati merasa senang. Aku tak mau merusak persahabatan kami dengan
feeling-feeling yang gak perlu.
6 bulan berlalu sejak kami pacaran, entah kenapa aku
merasakan perubahan sikap pada Zefran. Jika dulu ia sangat perhatian padaku
sampai hal-hal yang detil sekalipun mengenai diriku, sekarang perhatiannya
sedikit berkurang. Ya masih bertanya melalui BBM setiap hari apakah aku sudah
makan, sedang apa, kenapa belum tidur, dan sebagainya, tetapi nada BBMnya terkadang terasa tidak terlalu
intim seperti dahulu. Aku tidak tahu apakah ini hanya perasaanku saja atau
mungkin aku yang terlalu sensitif. Tetapi naluriku mengatakan demikian. Aku berusaha berpikir positif dan menghibur
diriku sendiri bahwa Zefran sedang sibuk membantu papanya berjualan di toko
alat musik keluarganya di bilangan Kelapa Gading. Toko mereka cukup besar dan
sudah mempunyai banyak pelanggan, dan akhir-akhir ini Zefran sering bercerita
mengenai perkembangan toko mereka yang akan membuka 2 cabang lagi sehingga
Zefran cukup kewalahan. Aku berusaha memaklumi itu sebagai pacar yang baik.
Zefran Setyadi: Beb, lagi apa?
Zefran Setyadi: Aku barusan pulang nih
Syerahani –Chan: Cepet mandi sana, beb J
kamu udah makan belum? Aku lagi online aja
Zefran Setyadi: Udah, tadi makan di kaki lima abis dari toko. Kamu udah
makan kan?
Zefran
Setyadi: Beb, aku belom ngerjain peer inggris ne. Soalku ilang. Kamu bisa
tolong photoin kertas soalnya gak?
Syerahani-Chan: Udah dong. Boleh aja, beb. Tunggu ya
Syerahani-Chan: Sending picture... IMG-20120714-00510
Syerahani-Chan:
Udah yah, beb J
btw, tadi kamu makan di kaki lima yg mana? Sendirian? Aku gak diajak :’(
(Tidak
lama kemudian, BBMku bertanda R. Tetapi jawabannya baru muncul 15 menit
kemudian)
Zefran
Setyadi: Xbb. Aku barusan mandi. Tadi aku makan deket toko koq. Yang waktu itu
aku bawain ke rumah kamu malem-malem.
Zefran
Setyadi: Hahaha.. Kamu khan pasti udah makan, beb. Lagian udah malem. Besok aja
kalo mau
(Tiba-tiba feeling gak enak menghantuiku. Biasanya Zefran selalu
menjawab setiap pertanyaanku walau cuma di BBM. Dia tidak menjawab satu
pertanyaan)
Syerahani-Chan:
Oo.. Kamu makan sendirian? Boleh, ayuq J
Zefran
Setyadi: Nggak.
Zefran
Setyadi: Tadi barengan sama Fei. Hahaha
Zefran
Setyadi: Kamu belom ngantuk?
Fei Anggreni, karyawan baru di toko musik keluarga Zefran yang diterima
bekerja sejak 2 bulan yang lalu. Fei berparas cantik, tinggi, dan ramah. Aku
pernah sedikit ngobrol dengannya ketika sedang berkunjung ke sana. Anaknya baik
hati dan enak diajak bicara. Jujur aja, waktu itu sempat terbesit dalam
pikiranku suatu ketakutan jika Zefran akan berpaling dariku karena lebih
menyukai Fei yang begitu menarik. Apalagi mereka selalu mempunyai waktu untuk
bertemu dan menghabiskan waktu banyak
ketika bekerja di toko. Dalam lubuk hatiku, aku cemburu kepadanya.
(BERSAMBUNG....)
(BERSAMBUNG....)