Kamis, 13 Mei 2010

Balada Mucus man 1


*catatan: kisah ini fiksi..


Pada suatu hari kala, hiduplah seorang pemuda bernama Echan binti Hassanudin binti Sibolang.. Pemuda tersebut hidup di suatu desa kecil nan permai bernama desa Sidikalang.. Echan yang kala itu berusia 24 tahun adalah seorang pemuda yang walaupun hidupnya tidak terlalu mewah tapi sangat senang dan suka bermain2 dengan keyboard tua warisan engkongnya sembari menyanyikan lagu titiek puspa, "si gembala sapi".
Hidup Echan nyaris sempurna. hanya satu kelemahan yang sangat membuat dia menderita, yaitu adalah ingus yang keluar dengan sangat berlebihan.. Sehari ia dapat menghabiskan tissue sampai 10 roll tissue toilet sekaligus. Oleh karena keanehan ingus berlebihan ini lah, Echan berusaha mengobati penyakitnya ke mana-mana. tapi tiada satu orang pun yang mampu memgobati penyakitnya dan menemukan penyebabnya. Bahkan salah seorang dokter terkenal yang kebetulan sedang mengadakan seminar di desa Echan dan memeriksanya menganjurkan agar hidung Echan dioperasi dan diganti dengan hidung piggy saja. kontan Echan menolak, "Tar idung gwe jadi tambah pesek dan lebar dunx," pikirnya dalam hati.
Di sore yang cerah, Echan sedang bermain gundu bersama bocah-bocah ingusan seCeEs'annya. Ketika tiba gilirannya, Echan berkuda-kuda jongkok sambil mengamati melalui ujung jarinya agar serangannya bisa langsung kena sasaran. "pletaaakkk.." gundu pun telah disentil, yang sayangnya meleset mengenai gundu lawannya. Malahan, gundu tersebut bergelontor dan meluncur dengan cepat hingga akhirnya menghilang ke dalam semak-semak belukar di samping lapangan. "yaah.. kak echan gimana sih? gak becus nih mainnya!" omel salah satu bocah ingusan sambil mengelap mucusnya dengan kerah bajunya yang dekil campur keringat, kita sebut saja Dudi. "Pokoknya jangan suruh2 aku ambil gundunya ya! ambil aja sendiri!" seru Dodo, ceEs'annya echan serta Dudi. "Iya.. Iya.. gwe dhe yang ngambil.. Lu pada kecil2 bawel banget sih!" cerocos echan balik sambil mengelap mucusnya yang mulai menetes ke bawah hidung dgn punggung tangan.. Yaikkksss...!!! :p
Echan pun berjingkrak2 ria sambil memasuki semak belukar yang lebat untuk mecari gundu kesayangannya. "Gundu, di mana kamu sayangku? yuhuu..". Tak berapa lama kemudian, Echan mendengar ada suara berdesing yang semakin lama semakin keras. karena penasaran, ia pun mengikuti arah sumber suara tersebut berasal.
Di balik semak belukar dekat jalan setapak, echan tiba2 menangkap sesosok penampakan makhluk hijau, tinggi hanya sekitar satu meteran berdiri bersama-sama membentuk lingkaran dalam kelompok sedang mengamati benda bundar kecil warna putih susu yang ternyata adalah gundu echan. Yang lebih mengejutkan, makhluk tersebut berantena masing2 dua di atas kepalanya! Echan pun ketakutan menyangka ia telah melihat alien. Ketika ia hendak kabur, tak sengaja kakinya menginjak seranting kayu kering sehingga menimbulkan suara yang menarik perhatian alien. tak ayal, sekelompok alien tersebut segera berlari dan mengejar Echan yang berusaha kabur.
Ketika echan sudah hampir keluar dari semak belukar tersebut, tiba2... "ZAAAP...!!!" ia merasakan kesemutan yang sangat amat di sekujur tubuhnya dan tak lama kemudian hilanglah kesadarannya.

Suara bising di mana2, seperti suara mesin halus yang sedang dioperasikan. Pelan2 echan membuka matanya sembari masi sedikit merasakan kesemutan di sekujur tubuhnya terutama kaki dan tangannya. Ia samar-samar mendengar suara yang berkata-kata dalam bahasa yang tak ia mengerti. ketika membuka mata sepenuhnya, Echan melihat 2 pasang mata yang kelewat gede sedang menatapi dirinya lekat2.. "Wuahhh....!" echan pun kaget, hidungnya pun memuncratkan mucus yang daritadi tertahan di hidungnya, tak terbendung lagi.
Alien yang kaget pun segera menyetrum echan kembali. baginya, echan seperti makhluk yang berbahaya. Ibarat celeng ganas yang berhasil diburu n mau dilumpuhkan, wkwkwkw, kidding :p echan pun menggelepar tiada daya mendapat setruman tiba-tiba.
Alien yang berukuran lebih kecil tertarik melihat cairan kental yang barusan keluar dari gidung pemuda tersebut. Ia mentorehkan tangannya pada cairan tersebut sambil mengendusnya. Tak lama kemudian, alien mungil tersebut berbicara lagi kepada alien yang berada di sebelahnya.
dengan sigap, alien tersebut mengumpulkan mucus echa yang berceceran ke mana-mana dan membawanya ke dalam sebuah ruangan dengan pintu otomatis.
Setelah berhasil mengumpulkan kekuatannya sedikit, echan melihat ke sekeliling ruangan tempat tubuhnya diikat di atas sebuah meja persegi delapan yang berukuran sangat besar. Ruangan tersebut sangat aneh, dia belum pernah melihat ruangan yang demikian canggoih dan futuristik seperti itu. Kebanyakan diisi dengan mesin-mesin yang rumit. Baru sadarlah Echan bahwa ia sedang berada di dalam kapal pesawat alien.

Echan melihat dua alien bersenjata aneh sedang berjaga2 di sampingnya. Ia tak tau lagi apa yang akan terjadi sembari berdoa supaya Tuhan menyelamatkan nyawanya dari jeratan alien. 5 menit kemudian, 3 orang alien keluar dari ruangan tersebut sembari menenteng sekantung tempat berisi mucus Echan. "Hei, siapa kamu? Saia mau diapain?!" echan nekat berteriak kepada alien tersebut. Alien tersebut terdiam beberapa saat. lalu ia berkata bahasa unik kepada alien di sebelahnya.
Alien yang kelihatannya seperti asisten tersebut melangkah ke sebuah mesin dan memencet tombol. Lalu sinar berwarna merah yang sangat terang memancar ke seluruh ruangan. rasa kesemutan yang sangat parah menyerang Echan kembali. sehingga dia jatuh ke dalam ketidak sadaran untuk kedua kalinya.

"Kak echan.. Kak echan, bangun...!!!"
"Gimana nih, Do.. apa kita lapor ke kepala desa aja biar dipanggilin mantri?"
"Hush.. Mantri khan buat sunat,, maksud lo dokter x.. jangan juga dunx.. tar gwe ama lo yang kena omel. tunggu, gwe bangunin dia pake cara ini"
"Plak.. Plak..!!" "Kak Echan, bangun..bangun donk.. Huhuhu"
"Aduuh.. Sakit, gile.. U koq nampar gwe sih? dasar bocah dudul"
"horee.. kak Echan bangun.. apa gwe bilang" Dodo sampai hampir menangis saking girangnya. Dikira Echan udah mokad kali ya. Hehehehe.. "Lo.. Napa gwe tidur di sini? alien-aliennya..???" Echan melonjak kaget sambil memandang ke semak belukar sekelilingnya. Gak ada tanda2 keberadaan alien dan pesawatnya di sana sama sekali. "alien apaan? tadi kak echan tidur di sini, kayaknya pingsan. Dibangunin gak bangun2sih, jadi tadi Dodo tonjok aja kakak. eh, beneran bangun. hehehe" terang Dodo sambil nyengir memperlihatkan gigi bogangnya. "Iya.. Gak balik-balik ambil gundu, jadi tadi kita cari. dan ternyata ada di sini, kakak lagi enak-enakan tidur. huh.. Tau gitu tadi kita langsung balik aja, Do" tambah Dudi. "Kurang ajar lo berdua..! tadi gwe ngalamin kejadian aneh. Tadi kalian ngeliat ada sesuatu yang aneh mendarat di sini ato manusia setengah monyet dengan kepala siput?" tanya Echan masi shock dan kaget dengan kejadian tadi. "nggak, kak..!" jawab mereka berdua serempak.

Esoknya, Echan menjalani kegiatannya dengan santai. Bermalas2an di bangku teras halaman rumah sambil mamandangi gundu koleksi kesayangannya yang berkurang satu. Gundu yang kemarin tidak ditemukan, telah dibawa sama sang alien, entah untuk dijadikan alat penelitian di laboratorium alien mereka.
Pada suatu ketika, Echan merasa hidungnya gatal dan akan bersin "Ha.. hatchimmmmm..!!!" segelontor mucus menyembur keluar ke atas lantai semen. Sedetik kemudian Echan terpana melihat apa yang tejadi... Lantai semennya dalam sekejap meleleh menjadi lunak dan mengeluarkan asap..!!! Apa yang terjadi????






Balada Mucus man 1


*catatan: kisah ini fiksi..


Pada suatu hari kala, hiduplah seorang pemuda bernama Echan binti Hassanudin binti Sibolang.. Pemuda tersebut hidup di suatu desa kecil nan permai bernama desa Sidikalang.. Echan yang kala itu berusia 24 tahun adalah seorang pemuda yang walaupun hidupnya tidak terlalu mewah tapi sangat senang dan suka bermain2 dengan keyboard tua warisan engkongnya sembari menyanyikan lagu titiek puspa, "si gembala sapi".
Hidup Echan nyaris sempurna. hanya satu kelemahan yang sangat membuat dia menderita, yaitu adalah ingus yang keluar dengan sangat berlebihan.. Sehari ia dapat menghabiskan tissue sampai 10 roll tissue toilet sekaligus. Oleh karena keanehan ingus berlebihan ini lah, Echan berusaha mengobati penyakitnya ke mana-mana. tapi tiada satu orang pun yang mampu memgobati penyakitnya dan menemukan penyebabnya. Bahkan salah seorang dokter terkenal yang kebetulan sedang mengadakan seminar di desa Echan dan memeriksanya menganjurkan agar hidung Echan dioperasi dan diganti dengan hidung piggy saja. kontan Echan menolak, "Tar idung gwe jadi tambah pesek dan lebar dunx," pikirnya dalam hati.
Di sore yang cerah, Echan sedang bermain gundu bersama bocah-bocah ingusan seCeEs'annya. Ketika tiba gilirannya, Echan berkuda-kuda jongkok sambil mengamati melalui ujung jarinya agar serangannya bisa langsung kena sasaran. "pletaaakkk.." gundu pun telah disentil, yang sayangnya meleset mengenai gundu lawannya. Malahan, gundu tersebut bergelontor dan meluncur dengan cepat hingga akhirnya menghilang ke dalam semak-semak belukar di samping lapangan. "yaah.. kak echan gimana sih? gak becus nih mainnya!" omel salah satu bocah ingusan sambil mengelap mucusnya dengan kerah bajunya yang dekil campur keringat, kita sebut saja Dudi. "Pokoknya jangan suruh2 aku ambil gundunya ya! ambil aja sendiri!" seru Dodo, ceEs'annya echan serta Dudi. "Iya.. Iya.. gwe dhe yang ngambil.. Lu pada kecil2 bawel banget sih!" cerocos echan balik sambil mengelap mucusnya yang mulai menetes ke bawah hidung dgn punggung tangan.. Yaikkksss...!!! :p
Echan pun berjingkrak2 ria sambil memasuki semak belukar yang lebat untuk mecari gundu kesayangannya. "Gundu, di mana kamu sayangku? yuhuu..". Tak berapa lama kemudian, Echan mendengar ada suara berdesing yang semakin lama semakin keras. karena penasaran, ia pun mengikuti arah sumber suara tersebut berasal.
Di balik semak belukar dekat jalan setapak, echan tiba2 menangkap sesosok penampakan makhluk hijau, tinggi hanya sekitar satu meteran berdiri bersama-sama membentuk lingkaran dalam kelompok sedang mengamati benda bundar kecil warna putih susu yang ternyata adalah gundu echan. Yang lebih mengejutkan, makhluk tersebut berantena masing2 dua di atas kepalanya! Echan pun ketakutan menyangka ia telah melihat alien. Ketika ia hendak kabur, tak sengaja kakinya menginjak seranting kayu kering sehingga menimbulkan suara yang menarik perhatian alien. tak ayal, sekelompok alien tersebut segera berlari dan mengejar Echan yang berusaha kabur.
Ketika echan sudah hampir keluar dari semak belukar tersebut, tiba2... "ZAAAP...!!!" ia merasakan kesemutan yang sangat amat di sekujur tubuhnya dan tak lama kemudian hilanglah kesadarannya.

Suara bising di mana2, seperti suara mesin halus yang sedang dioperasikan. Pelan2 echan membuka matanya sembari masi sedikit merasakan kesemutan di sekujur tubuhnya terutama kaki dan tangannya. Ia samar-samar mendengar suara yang berkata-kata dalam bahasa yang tak ia mengerti. ketika membuka mata sepenuhnya, Echan melihat 2 pasang mata yang kelewat gede sedang menatapi dirinya lekat2.. "Wuahhh....!" echan pun kaget, hidungnya pun memuncratkan mucus yang daritadi tertahan di hidungnya, tak terbendung lagi.
Alien yang kaget pun segera menyetrum echan kembali. baginya, echan seperti makhluk yang berbahaya. Ibarat celeng ganas yang berhasil diburu n mau dilumpuhkan, wkwkwkw, kidding :p echan pun menggelepar tiada daya mendapat setruman tiba-tiba.
Alien yang berukuran lebih kecil tertarik melihat cairan kental yang barusan keluar dari gidung pemuda tersebut. Ia mentorehkan tangannya pada cairan tersebut sambil mengendusnya. Tak lama kemudian, alien mungil tersebut berbicara lagi kepada alien yang berada di sebelahnya.
dengan sigap, alien tersebut mengumpulkan mucus echa yang berceceran ke mana-mana dan membawanya ke dalam sebuah ruangan dengan pintu otomatis.
Setelah berhasil mengumpulkan kekuatannya sedikit, echan melihat ke sekeliling ruangan tempat tubuhnya diikat di atas sebuah meja persegi delapan yang berukuran sangat besar. Ruangan tersebut sangat aneh, dia belum pernah melihat ruangan yang demikian canggoih dan futuristik seperti itu. Kebanyakan diisi dengan mesin-mesin yang rumit. Baru sadarlah Echan bahwa ia sedang berada di dalam kapal pesawat alien.

Echan melihat dua alien bersenjata aneh sedang berjaga2 di sampingnya. Ia tak tau lagi apa yang akan terjadi sembari berdoa supaya Tuhan menyelamatkan nyawanya dari jeratan alien. 5 menit kemudian, 3 orang alien keluar dari ruangan tersebut sembari menenteng sekantung tempat berisi mucus Echan. "Hei, siapa kamu? Saia mau diapain?!" echan nekat berteriak kepada alien tersebut. Alien tersebut terdiam beberapa saat. lalu ia berkata bahasa unik kepada alien di sebelahnya.
Alien yang kelihatannya seperti asisten tersebut melangkah ke sebuah mesin dan memencet tombol. Lalu sinar berwarna merah yang sangat terang memancar ke seluruh ruangan. rasa kesemutan yang sangat parah menyerang Echan kembali. sehingga dia jatuh ke dalam ketidak sadaran untuk kedua kalinya.

"Kak echan.. Kak echan, bangun...!!!"
"Gimana nih, Do.. apa kita lapor ke kepala desa aja biar dipanggilin mantri?"
"Hush.. Mantri khan buat sunat,, maksud lo dokter x.. jangan juga dunx.. tar gwe ama lo yang kena omel. tunggu, gwe bangunin dia pake cara ini"
"Plak.. Plak..!!" "Kak Echan, bangun..bangun donk.. Huhuhu"
"Aduuh.. Sakit, gile.. U koq nampar gwe sih? dasar bocah dudul"
"horee.. kak Echan bangun.. apa gwe bilang" Dodo sampai hampir menangis saking girangnya. Dikira Echan udah mokad kali ya. Hehehehe.. "Lo.. Napa gwe tidur di sini? alien-aliennya..???" Echan melonjak kaget sambil memandang ke semak belukar sekelilingnya. Gak ada tanda2 keberadaan alien dan pesawatnya di sana sama sekali. "alien apaan? tadi kak echan tidur di sini, kayaknya pingsan. Dibangunin gak bangun2sih, jadi tadi Dodo tonjok aja kakak. eh, beneran bangun. hehehe" terang Dodo sambil nyengir memperlihatkan gigi bogangnya. "Iya.. Gak balik-balik ambil gundu, jadi tadi kita cari. dan ternyata ada di sini, kakak lagi enak-enakan tidur. huh.. Tau gitu tadi kita langsung balik aja, Do" tambah Dudi. "Kurang ajar lo berdua..! tadi gwe ngalamin kejadian aneh. Tadi kalian ngeliat ada sesuatu yang aneh mendarat di sini ato manusia setengah monyet dengan kepala siput?" tanya Echan masi shock dan kaget dengan kejadian tadi. "nggak, kak..!" jawab mereka berdua serempak.

Esoknya, Echan menjalani kegiatannya dengan santai. Bermalas2an di bangku teras halaman rumah sambil mamandangi gundu koleksi kesayangannya yang berkurang satu. Gundu yang kemarin tidak ditemukan, telah dibawa sama sang alien, entah untuk dijadikan alat penelitian di laboratorium alien mereka.
Pada suatu ketika, Echan merasa hidungnya gatal dan akan bersin "Ha.. hatchimmmmm..!!!" segelontor mucus menyembur keluar ke atas lantai semen. Sedetik kemudian Echan terpana melihat apa yang tejadi... Lantai semennya dalam sekejap meleleh menjadi lunak dan mengeluarkan asap..!!! Apa yang terjadi????